Tips Berkata Bijak

6.6.08

Bijak Mendengar Keluhan

Sebagai teman yang baik, Anda pasti ingin mendengar dan memberi perhatian terhadap keluhannya. Tetapi Anda juga nggak mau konsentrasi kerja terganggu. Saran dari Michael P. Nicholas dalam bukunya 'The Art of Listening berikut ini mungkin bisa membantu. Jika waktu Anda cukup luang dan Anda merasa cukup nyaman menjadi pendengar, dengarkan keluhannya dengan seksama. Tetapi jika waktu Anda hanya sedikit dan harus menyelesaikan pekerjaan tetaplah dengarkan keluhannya sebentar tapi sejurus kemudian katakan padanya, "Saya ingin sekali mendengarkan keluhan kamu sampai tuntas. Tetapi saya juga sedang dikejar 'deadline', bagaimana kalau kamu datang lagi kalau pekerjaan saya sudah selesai? Jadi saya lebih leluasa mendengarkan dan memberi sedikit solusi untuk kamu..?" Jika ia seorang 'pengeluh' yang pengertian, pasti ia cukup tahu diri dan akan segera berlalu dari sisi Anda, walau kemungkinan ia akan kembali lagi. Tetapi kalau ia tetap memaksa dan mengatakan, "Saya minta waktu kamu sebentaar aja..." sambil terus menceritakan segudang keluhannya, jangan bersikap emosional dengan segera menyuruhnya pergi. Dengarkan keluhannya tetapi dengan sorot mata tertuju pada layar komputer dan mulai mengetik pekerjaan. Kemudian lakukan isyarat konvensional dengan mulai memijat nomor telepon dan katakan, "Maaf saya harus segera menghubungi calon klien, saya sudah janji menelponnya pagi ini. Kalau tidak, alamat batal deh kontrak bisnis kita. Bagaimana kalau pembicaraan kita lanjutkan nanti saja?". Mudah-mudahan ia bakal nggak enak hati dan menyingkir dari meja kerja Anda. Selanjutnya jika ia datang mengeluh di saat yang memang memungkinkan, dengarkan keluhannya dengan sorot mata tertuju penuh padanya. Jangan mengalihkan pandangan saat ia mulai melontarkan kekhawatirannya. Asal Anda tahu, sorot mata yang penuh perhatian sama saja dengan sebuah ketulusan yang besar untuk mendengar ketimbang seribu kata penuh basa-basi. Dan jangan dikira Anda harus memberi segudang nasehat dan saran atas keluhannya. Cukup dengan konsentrasi mendengar dengan bahasa tubuh yang mendukung seperti mengangguk-angguk tanda Anda menyimaknya, mampu membuatnya lega. Tapi kalau Anda ingin mengomentari atau memberi saran maupun solusi, hati-hati. Ingat, Anda bukan psikolog apalagi psikiater. Berikan saran yang sederhana yang kira-kira tepat untuknya. Jangan lupa awali dengan kata-kata, "Menurut saya..." Perlu Anda ketahui respon Anda terhadap lingkungan menunjukkan kualitas pribadi secara keseluruhan. Belajar menghargai dan memahami kegalauan orang lain adalah cara bijak untuk diterima lingkungan tanpa berharap mendapat predikat 'si orang baik'. Begitu juga belajar untuk menolak gangguan orang lain tanpa menyinggung perasaannya merupakan salah satu cara untuk diterima lingkungan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Tips Bicara Bijak