Tips Berkata Bijak

30.6.08

Pilih Mana: Prestasi Atau Eksploitasi

eramuslim - “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang khusu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Azhab. 35)


Seorang ibu yang baru saja melahirkan tampak sedikit kecewa dengan kabar yang baru saja ia diterima dari seorang suster yang membantu persalinannya. Suster mengatakan bahwa anaknya yang keempat ini ternyata perempuan lagi.

“Perempuan?” kening si ibu mengkerut.
“Coba dicek lagi suster, mungkin suster salah lihat, sebab hasil USG beberapa bulan lalu, terlihat dalam kandungan saya anak saya laki-laki!” desak si ibu yang masih tampak lemah.

“Benar Bu, anak Ibu perempuan, tidak mungkin salah apa lagi tertukar, karena hanya Ibu saja yang melahirkan hari ini di sini. Sama saja antara laki-laki dan perempuan Bu. Yang penting bagaimana Ibu mendidiknya kelak menjadi anak yang sholeh. Di mata Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama.” Ujar suster bijaksana, namun si ibu masih tampak kecewa, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

Disebuah pusat perbelanjaan seorang perempuan cantik dengan pakaian ketat berdiri di pintu masuk menawarkan rokok pada setiap laki-laki yang ia temui. Tidak sedikit dari laki-laki yang ditemuinya itu bukannya membeli rokok yang ditawarkan, namun hanya menikmati keindahan tubuh dan wajah cantik yang memang disengaja dibuka oleh para perempuan cantik tersebut, bahkan tak jarang ada yang sengaja mencolak-colek.


Mereka bisa apa? resiko pekerjaan, paling begitu jawab mereka , kasihan ….


Lain lagi kejadian di sebuah Program Pascasarjana sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkemuka. Seorang perempuan yang masih sangat muda duduk diantara wisudawan menunggu giliran mendapatkan ijazah dari Rektornya. Kecerdasan dan kepintarannya mengantarkannya memiliki kesempatan melanjutkan studi ke tingkat Pascasarjana dengan beasiswa yang ia dapatkan melalui persaingan yang tidak semua orang dapat memenangkannya. Orang tua dan sanak keluarganya pun kagum dengan prestasinya.


Gambaran kejadian pertama menunjukkan betapa dalam masyarakat yang sudah sangat moderen ini masih saja ada keluarga yang keberatan dengan kelahiran anak perempuan.
Seolah-olah perempuan hanya akan memberatkan beban keluarga saja. Padahal setiap jiwa itu sudah Allah tentukan rezekinya.


Kejadian kedua tidak kalah menyedihkannya, keberadaan perempuan hanya dijadikan pelengkap berhasilnya sebuah produk dipasaran.


Namun kita masih memiliki harapan, dibalik forum diskusi dan seminar tentang perempuan, dibalik eksploitasi terhadap fisik perempuan masih ada perempuan muslimah istiqomah mempertahankan dan menunjukan identitas serta jati dirinya, bahwa perempuan itu juga bisa berprestasi, sama halnya dengan laki-laki.


Perempuan bukan penyebab kemiskinan dan perempuan itu bukan merupakan sekedar pelengkap, apalagi penyedap. Dalam pandangan Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Allah menyediakan bagi keduanya ampunan dan pahala yang besar. Namun tidak sedikit yang masih menganggap remeh perempuan, padahal setelah kedatangan Rasulullah, Islam mengangkat derajat kaum perempuan ke tempat yang sangat terhormat sebagai anak,
istri, ibu dan anggota masyarakat.


Tidak sedikit yang memuja-muja maupun yang mencela perempuan, bahkan perempuan disebut-sebut sebagai sumber kehancuran maupun kesuksesan para pemuka dunia, sehingga muncul ucapan “dibalik kesuksesan orang-orang besar ada perempuan”, atau bila seorang pemuka mengalami kehancuran, maka yang muncul adalah ucapan “selidikilah perempuannya”.


Laki-Laki Dan Perempuan Berasal Dari Sumber Yang Sama.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptalan kamu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu” (QS.4:1)


Perempuan adalah penyempurna kekurangan yang ada pada diri laki-laki, begitu juga sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk menyempurnakan kekurangan perempuan, sehingga Allah menjadikan keduanya berpasang-pasangan, agar keduanya merasa tentram dan dapat berbagi. Sehingga tidak ada yang berhak merasa dirinya lebih baik dari yang lainya.


Laki-laki dan perempuan berasal dari sumber yang sama, keduanya di mata Allah memiliki darajat yang sama, namun sangat disayangkan masih banyak pandangan negatif terhadap keberadaan perempuan. Mereka menganggap perempuan hanya memiliki sedikit kecakapan, perempuan hanya dijadikan untuk memuaskan dahaga seksual, kehormatanya dapat dimiliki dengan memberinya sejumlah harta, dapat ditalak kapan saja, bahkan lebih tragis lagi, perempuan dianggap sandal jepit yang dapat dipakai dan dilepas kapan saja.


Pandangan jahiliyah ini masih berkembang di tengah masyarakat, mereka memingit para perempuan dirumah, tidak boleh keluar dengan alasan apapun termasuk untuk belajar dan bekerja. Padahal mencari ilmu adalah hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Bahkan istri Nabi tidak hanya belajar, tapi beliau juga mengajarkan ilmu-ilmu fiqh dan periwayatan hadis disamping ahli dalam menciptakan syair, sastra dan ilmu bahasa lainnya. Rasulullah mengatakan “Janganlah kamu melarang hamba-hamba Allah yang perempuan untuk mendatangi masjid-masjid Allah” (Hadis Riwayat Muslim).


Dibalik itu, tidak sedikit perempuan dieksploitasi dan mengeksploitasi dirinya sendiri. Kita lihat saja iklan-iklan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perempuan, menampilkan perempuan yang membuka aurat, yang ditonjolkan bukan kualitas produknya melainkan justru sisi sensual perempuan yang menjadi bintang iklan produk itu.


Hal ini diakui oleh mantan pragawati terkenal yang kini mendapat hidayah dari Allah. Betapa pekerjaannya dulu sebagai peragawati hanya bermanfaat untuk kepentingan pemilik bisnis fashion dan benar-benar menjauhkan ia dari Allah karena setiap saat bergelimangan maksiat. Dengan mengenakan busana muslimah, ia kini benar-benar merasa menjadi perempuan terhormat.

Pandangan Barat dan kaum feminisme sekarang ini yang memandang perempuan muslimah dikebiri hak dan kewajibanya sangatlah tidak beralasan. Lupakah kita pada sejarah bahwa sebelum kedatangan Islam, setiap keluarga malu jika melahirkan anak perempuan.


Mereka tidak segan-segan membunuh bayi perempuan mereka, karena mereka beranggapan memiliki anak perempuan merupakan aib. Tapi setelah kedatangan Islam, semuanya erbalik, bahkan Islam menempatkan perempuan pada posisi yang sangat terhormat.


Tidak dapat kita pungkiri bahwa laki-laki dan perempuan itu adalah sama (meski secara fisik berbeda). Mereka berasal dari sumber yang sama, derajat mereka sama di sisi Allah, mereka memiliki peluang yang sama untuk maju, tumbuh dan berkembang. Jika persamaan ini yang dikumandangkan kaum feminisme dan Barat, sungguh mereka sanggat ketinggalan kereta sekali. Karena persamaan dalam kondisi ini telah menjadi jaminan Al-Quran.


Namun perlu dingat, ada perbedaan mendasar yang tidak mungkin bisa dipaksakan sama. Perempuan bisa mendapatkan pendidikan tinggai layaknya laki-laki, perempuan bisa mencari nafkah sebagaimana halnya laki-laki, perempuan bisa menjadi kepala rumah tangga jika suaminya meniggal. Namun ada tiga hal penting yang tidak akan pernah mungkin dilakukan laki-laki yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Realita ini harus diakui sebagai kodrat dan fitrah.

Allah telah mengangkat derajat kaum perempuan, Allah telah memuliakan kaum perempuan. Syurga terletak di bawah kaki ibu, Rasul pun mengatakan orang yang pertama yang harus dihormati itu adalah perempuan yaitu ibu, bahkan perempuan sholehah nilainya jauh melebihi keindahan seluruh isi alam semesta ini.


Untuk itu, eksploitasi fisik terhadap keberadaan perempuan adalah sebuah kesalahan besar, namun anehnya tidak banyak perempuan yang menyadarinya, bahkan mereka beranggapan hal itu merupakan aktualisasi diri dan prestasi tersendiri dalam ehidupan mereka, aneh kan!


Eksploitasi Terhadap Perempuan
Telingga kita mungkin sudah kebal mendengar cerita klasik tentang eksploitasi fisik perempuan. Dengan alasan dapat meningkatkan devisa negara, pemerintah tanpa malu sedikitpun melegalkan ribuan tenaga kerja perempuan meninggalkan keluarga, anak dan suaminya untuk menjual tenaga sebagai pembantu rumah tangga ke luar negri.


Mata kita juga mungkin sudah bosan melihat di media televisi, perempuan tanpa malu bahkan bangga memamerkan tubuhnya, beradegan mesra dengan orang yang bukan mahramnya, berlenggak-lenggok di atas cat walk, berpose seronok di majalah porno.


Bahkan hati kita mungkin sudah keras, ini terbukti kita tak mampu berbuat apa-apa atas dilokalisasikannya sebuah daerah untuk transaksi memuaskan nafsu si hidung belang, dimana perempuan di sana adalah konsumsi utama mereka.


Allah menciptakan perempuan dengan keindahan fisik dan kelembutan tutur kata. Makanya tidak heran dikatakan perempuan itu adalah perhiasan dunia. Keindahan fisik ini menjadi komoditas bagi mereka yang hanya mementingkan diri sendiri.


Mereka tidak segan-segan menjadikan fisik perempuan sebagai barang dagangan yang mudah untuk diperjualbelikan, sebagaimana banyak kasus yang terjadi sekarang.


Jika kita berjalan-jalan di pasar Induk Jakarta Timur, maka akan kita temui banyak sekali perempuan-perempuan yang bekerja mengangkat barang yang seharusnya bukan merupakan pekerjaan mereka. Pada pasar yang ramai di malam hari itu akan kita temui perempuan-perempuan setengah baya yang tetap terjaga menunggu pikulan. Padahal pada malam hari yang dingin itu alangkah lebih baik bila ia berada di rumah menemani anak-anaknya belajar atau istirahat.

Kita mungkin masih ingat tragedi Kartini, tenaga kerja Indonesia yang hamil di luar nikah di Arab Saudi. Malang sekali nasibnya, dia menjual tenaga ke luar negeri, bukan Real yang di dapat tapi hukuman mati yang harus ia hadapi. Tidak saja siksaan fisik yang dialami perempuan yang tereksploitasi fisiknya tapi juga harga diri dan kehormatan sering mereka pertaruhkan untuk sekedar dapat menyambung hidup, benar-benar tidak adil!


Perempuan-Perempuan Berprestasi
Jika kita membalik lembaran sejarah, kita akan mendapati tauladan perempuan-perampuan terhormat dan berprestasi, serta memberikan kontribusi terhadap zaman ini. Mereka telah membuktikan perannya sebagai perempuan, sehingga mereka menjadi suri tauladan, tidak hanya pada zamanya saja tapi juga hingga akhir zaman ia tetap ditauladani.


Ummul mukminin, Khadijah binti Khuwaylid, istri pertama Rasulullah telah membuktikan prestasinya, tidak saja di mata manusia, tapi juga di mata Allah. Ia tidak saja sebagai istri, tapi ia adalah seorang pengusaha perempuan yang paling suskses pada zamannya. Ia adalah perempuan terhormat, lagi kaya raya. Ia perempuan pertama yang mengimani Rasul di saat yang lain mengingkari, ia yang membela perjuangan Rasul disaat yang lain memusuhi.


Kesuksesan bisnisnya digunakannya untuk perjuangan dakwah Rasurullah. Tidak terhitung berapa pengorbanan harta yang telah dikeluarkan Khadijah untuk perjuangan Islam dan kaum muslimin. Khadijah telah membuktikan perannya sebagai istri yang membantu perjuangan suaminya untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.


Dalam bidang pendidikan perempuan yang paling antusias menuntut ilmu adalah Aisyah, istri yang paling dicintai Rasulullah. Ingatannya kuat, dari beliau para sahabat banyak belajar hadis dan hukum Islam lainnya. Ia adalah seorang perempuan yang sangat pemberani dalam perang hingga Allah, Rasul dan para sahabat memberikan kemuliaan kepada beliau.


Dalam sejarah Indonesia tercatat seorang pahlawan perempuan yang prestasinya terus terukhir sepanjang zaman, ialah Cut Nyak Dien, perempuan Aceh yang mengobarkan semangat jihat membela tanah air. Disamping memimpin perang, beliau tidak lupa mengajarkan baca tulis Al-quran kepada masyarakat. Sebuah sikap yang sulit dicari tandingannya pada zaman sekarang ini.


Pada abad 20 yang baru saja kita tinggalkan, kita mengenal sosok perempuan cerdas dan memiliki komitmen kuat terhadap perjuangan Islam. Ia adalah Zainab Al-Ghazali. Perjuangannya menegakkan kalimatullah di bawah pemimpin tirani tidak menggentarkannya meski berhadapan dengan binatang buas dalam penjara pengap yang menjadi hari-harinya semasa dia dipenjara. Namun perjuangannya tidak pernah surut walaupun pecutan dan tamparan menjadi selimutnya di penjara.


Dan masih banyak lagi nama-nama indah terukir di sepanjang masa karena prestasi yang ditorehkan dalam bidangnya masing-masing.


Pentingnya Kesadaran Yang Tinggi
Dalam zaman yang penuh fitnah ini, dimana setiap saat perempuan mudah saja tergelincir kepada jurang kemaksiatan-jika tidak dieksploitasi, mereka yang justru mengeksploitasi dirinya- maka perlu kesadaran yang tinggi bagi perempuan agar terhindar dari segala bahaya.


Kesadaran yang tinggi akan mengantarkan kita kepada kepahaman akan iman dan hakikat Islam. Sebagai konsekwensinya kita akan berbuat untuk mencapai prestasi dan ridha Allah, kita akan memperbaiki diri dan tingkah laku kita sesuai dengan tuntutan dan syariat Allah, kita akan mendidik jiwa dan perasaan kita agar jangan sampai terpengaruh oleh rayuan dan kemilau dunia yang menyesakkan.


Kesadaran yang tinggi itu disertai dengan pemahaman kita terhadap hakekat dan kodrat kita sebagai perempuan. Kesadaran yang tinggi merupakan keistimewaan yang tumbuh sejalan dengan pertumbuhan iman dan kemantapan aqidah sejalan dengan kesadaran hati seseorang akan adanya kiamat dan hari penghisab-an yang akan menunggu setiap saat.


Kesadaran yang tinggi itu akan mampu memberikan sebuah benteng bagi keselamatan diri, aqidah dan jasad. Dan kesadaran itu akan terefleksi dalam akhlak, pergaulan dan keistiqomahan dalam menghindari lingkungan yang tidak baik, serta senantiasa menjadi penebar kebaikan dan mampu menanggulangi berbagai penyakit yang muncul dalam masyarakat.


Perhiasan Dunia
Sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan sholehah. Ia adalah harapan agama, yang diharapkan dapat melahirkan generasi rabbani. Perhiasan itu tidak mudah didapat, harganya terlalu mahal, dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap abdi Allah ingin mendapatkannya, namun tidak semua bisa memilikinya. Ia memberikan kesejukan dikala hati gersang, ia menyegarkan pandangan di kala mata suram.

Perhiasan dunia itu, dalam kehidupannya menampakkan kemuliaan dirinya. Bagaikan sekumtum mawar yang sedang mekar, harumnya tergambar dari pribadinya yang santun. Tunduk pandangannya, tegas bicaranya. Sedikitpun tidak ada keraguan jika meninggalkannya di rumah.


Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya.


Dalam kehidupan sehari-hari ia senantiasa diselimuti prestasi. Ia senantiasa bekerja keras untuk meraihnya. Dia tahu mana kegiatan yang di sukai Rabb-nya, untuk itu ia tidak pernah putus asa. Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatannya, apa lagi hanya sekedar menggodanya. (Yesi Elsandra)


Sumber: Kebebasan wanita (Abdullah Halim Abu Syuqqah), Juru dakwah muslimah (M. Hasan Buraighisy)

Raih Sukses Lewat Imajinasi

Menurut Cypert, orang yang tidak punya imajinasi seringkali mengalami hidup yang monoton. Ia selalu melewati jalur hidup yang itu-itu saja tanpa variasi berarti. Orang yang 'miskin' imajinasi tidak pernah berpikir untuk mencoba jalan lain ataupun berspekulasi melewati jalan yang baru sama sekali. Akibatnya, berkembang perasaan pesimis dan apatis terhadap tujuan hidup. Akhirnya jalan menuju sukses pun semakin buntu.

So, jika ingin sukses atau katakanlah ingin berhasil di bidang Anda, jangan ragu untuk berimajinasi. Tentu saja imajinasi yang masih relevan dan masuk akal. Maksudnya, sukses yang Anda imajinasikan adalah sukses yang berkaitan dengan kemampuan Anda. Misalnya, jika Anda seorang penulis pemula, imajinasikan bahwa suatu saat Anda akan menjadi penulis terkenal dan handal.

Jika Anda hobi menyanyi bayangkanlah bahwa Anda akan menjadi seorang penyanyi. Nggak perlu membayangkan terlalu jauh akan menjadi penyanyi internasional, tetapi untuk sementara bayangkanlah Anda menjadi penyanyi yang dikenal di negeri sendiri. Jika Anda wiraswastawan, bermimpilah bahwa suatu saat Anda akan menjadi pemilik suatu perusahaan.

"Imajinasi yang Anda kembangkan merupakan pemicu yang mendorong Anda untuk bergerak melakukan sesuatu. Anda akan punya kekuatan untuk mencapai imajinasi. Walau Anda tidak langsung dapat meraihnya, tetapi melalui usaha yang bertahap suatu saat imajinasi, mimpi, dan fantasi Anda akan menjadi kenyataan," ujar Cypert.

Memang imajinasi dan mimpi tidak pernah bisa terwujud tanpa usaha apapun. Jika Anda hanya bisa berharap sambil mengkhayalkan kesuksesan, Anda tidak akan pernah menggenggam sukses itu. Paling tidak, dengan imajinasi yang Anda miliki, Anda harus menyusun langkah dan rencana untuk mencapai tujuan Anda. Karena itu, seorang yang penuh imajinasi pun harus jeli melihat peluang.

Jika Anda bisa menggabungkan imajinasi, harapan, rencana, peluang, dan kerja keras, imajinasi Anda akan berubah menjadi sukses yang paling indah dalam hidup ini.

Memang, hasilnya tidak akan Anda rasakan dalam waktu singkat. Bisa jadi Anda baru merasakan hasilnya selama setahun, tiga tahun, atau bahkan bertahun-tahun. Ini bukan masalah, yang penting Anda tetap memiliki semangat untuk mendekati mimpi Anda. Selamat berimajinasi dan meraih mimpi-mimpi Anda...!


Saatnya Anda Jadi Boss!

Menjadi bos, memang menjadi impian setiap pegawai. Namun, terkadang tanpa kita sadari ada juga “ketakutan” alias nggak “pede” ketika kita tiba-tiba “harus” jadi bos. Memang tidak semua orang berhasil menjadi bos, karena prestasi, ada juga yang “tidak sengaja” tiba-tiba menjadi pimpinan, karena menggantikan seseorang yang pergi dari perusahaan. Namun, bukan itu. Satu hal yang harus kita perhatikan yakni langkah-langkah yang harus dilakukan saat kita menduduki jabatan dan “layak” disebut bos tersebut.

Nah, inilah langkah-langkah penting yang harus anda lakukan saat “menjadi” bos tersebut;

· Buatlah sebuah kenangan terindah di posisi anda terdahulu. Di sini, maksudnya anda anda akan membangun kerja lebih baik, serta meninggalkan posisi lama dengan bersih, sehingga kesempatan anda untuk lebih sukses juga sangat terbuka.
· Bangunlan hubungan kerja yang baik di saat-saat awal.Buatlah rencana kerja dengan tujuan pasti. Mulai mengenalkan diri, dan bekerjasama dengan kolega baru anda. Mulailah dengan mepelajarari apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
· Bicaralah dengan menggunakan bahasa “kita”. Gaya bicara yang anda gunakan, akan sangat mempengaruhi rencana kerja. Makanya, penggunaan kata-kata “saya” atau “aku” dalam keperluan yang sangat mendesak saja. Lebih baik gunakan kata ganti “kita” atau “kami”, karena lebih memberikan tekanan akan kerjasama dalam sebuah tim.
· Tunjukkan kepercayaan kepada staf. Berikan keleluasaan kepada staf anda untuk menunjukkan kebanggaan, serta apresiasi kerja yang mereka lakukan.
· Tampilkan kelebihan yang dimiliki bawahan anda.Cobalah untuk membandingkan pengalaman serta pengetahaun staf yang usianya lebih tua dari anda. Juga temukan motivasi yang dimiliki staf dengan usia lebih muda dari anda. Setelah itu tentukan tujuan yang akan anda berikan.
· Pimpinlah mereka dengan contoh, sehingga merekan akan mengikuti. Kita memang harus konsisten dengan peraturan yang kita buat sendiri. Jadi, berikan contoh terbaik kepada setiap staf sehingga seluruh kebijakan anda bisa berjalan baik.
· Berikan penjelasan lebih detail sampai bawah. Sekarang, anda harus menjelaskan proyek lebih detail dari orang lain. Makanya, jangan sampai seluruh ide-ide anda itu tidak sampai ke bawah.
· Cepat tanggap dengan kultur perusahaan. Memahami kultur perusahaan memang sesuatu yang sangat penting agar setiap rencana kerja kita bisa berjalan. Dengan tahu persis kultur kerja yang ada, maka setiap rencana anda kemungkinan sukses juga sangat besar.
· Kembangkan gaya manajemen yang fair dan konsisten.. Fair play, memang sangat didambakan di setiap kegiatan. Dan, kerja yang anda lakukan juga harus berpedoman pada hukum ini. Jadi ingatlah untuk selalu konsisten dengan aturan serta fair kesetiap rekan kerja anda.
· Carilah kolega serta mentor profesional. Ibarat akan melakukan pertandingan, sparring partner memang sangat penting. Jadi, carilah manager tangguh untuk memberika saran, masukan, bahkan situasi politik dalam menunjang kerja.
· Aturlah kerja serta waktu libur anda. Dengan kesibukan baru anda tersebut, mungkin anda merasa kurang waktu dengan keluarga atau hobi anda. Nah, adalah sangat penting bila anda bisa mengatur waktu kerja dengan waktu libur tersebut. Dengan pembagian waktu yang tepat, kerja serta santai anda bisa lebih fokus lagi.
Nah, sekarang tergantung anda apakah sudah siap dengan tantangan yang ada.


Siapa Sih Entrepreneur Itu?

Kalau membicarakan arti dari entrepreneur ternyata banyak pendapat berbeda, terutama tentang pengertian apa itu entrepreneur atau apa yang dilakukan entrepreneur. Dalam kamus Hypertext OnlineWebster disebutkan, entrepreneur ialah “seseorang yang membuat suatu produk dengan menggunakan dana sendiri”.

Sesuai dengan pengertian ini, tentu banyak orang bisa dikatakan sebagai entrepreneur karena usahanya. Bahkan diri kita ini juga bisa dikatakan sebagai entrepreneur. Apakah semua orang yang membuat usaha dengan modal sendiri bisa dikatakan sebagai entrepreneur? Jawabnya memang iya! Jadi Anda juga punya kesempatan untuk menjadi seorang entrepreneur.

Memang kesempatan untuk menjadi entrepreneur itu ada pada semua orang. Jadi semua orang memiliki bakat untuk jadi enterprenur, bahkan tukang sayur atau tukang nasi goreng dorong yang selama ini suka lewat di depan rumah kita, juga bisa dikatakan sebagai entrepreneur. Persoalnnya, apakah mereka bisa berkembang sesuai prinsip-prinsip entrepreneurship itu?

Menurut ekonom dari Harvard, masing-masing Hart, Stevenson serta Dial dalam bukunya "Entrepreneurship: A Definition Revisited" dikatakan, seorang entrepreneur haru berfikir jauh ke depan, setidaknya punya lima model pemikiran, dan anda juga bisa memperolehnya.

Pertama dari Eksis untuk jadi Matang. Nah untuk mencapai ke arah itu, biasanya melalalui tiga tahapan, pertamanya Eksis – di masa ini, seorang entrepreneur menunjukkan dirinya sebagai pengusaha ketika mulai menjalankan bisnisnya, apakah produksi atau jasa, dan kemudian mengembangkan pasar serta menata organisasi perusahaanya. Tahap ini bisanya berlangsung antara 0 sampai 3 tahun.

Kemudian masa Bertahan (Survival) – di masa ini perusahaan mulai memperbaiki organisasinya dengan Survival – di masa ini, perusahaan talah melakukan reorganisasi dengan memperbaiki sistem produksi, kemudian memperbaiki cash-flow dan meraih keuntungan, serta melakukan diversifikasi berbagai macam produk. Masa bertahan ini biasanya berlangsung sekitar 1 sampai 5 tahun.

Nah, setelah masa ini kalau memang entrepreneur tersebut mampu bertahan biasanya entrepreneur itu bakalan mencapai kesuksesan. Inilah tahapan mencapai Sukses. Di masa ini, seoranag entrepreneur sudah bisa memperoleh pasar yang sudah benar-benar mapan dalam pengembangan produksinya, bahkan bisa lebih meningkatkan pasarnya. Sukses biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 3 sampai 10 tahun.

Sekarang, apakah Anda sudah benar-benar siap untuk sukses? Jawabnya memang harus iya!


SUARA MERDEKA

Tips Wanita


Strategi indah bernegosiasi












Dalam bernegosiasi memang wajar bila ada satu pihak yang memiliki kekuatan yang lebih besar sementara yang lain sebaliknya atau malah tak punya power. Keadaan ini tidak bisa diubah sehingga Anda mesti mencari jalan lain bila ingin "memenangkan" sebuah negosiasi. Caranya?


Gunakanlah persuasi sehingga pihak lain melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak Anda. Setelah pihak lain dalam negosiasi bersedia melakukan hal yang Anda inginkan, arahkan orang tersebut untuk mewujudkan tujuan Anda. Dengan cara persuasi, Anda tak membahayakan hubungan baik yang sudah terjalin antara Anda dan atasan ataupun pihak perusahaan lain. BErikut beberapa strategi yang bisa Anda lakukan.


Mendengarkan pendapat orang lain. Apabila Anda ingin mengubah apa yang ada dalam pikiran orang lain, tentunya terlebih dahulu Anda mesti mengetahui apa yang sebenarnya ada dalam pikiran orang itu. Dengarkan respon yang mereka berikan dengan hati-hati sehingga Anda tahu mitivasinya dengan baik. Untuk bisa melakukan hal ini kesampingkan dulu cara pandang yang sudah Anda miliki. Posisikan diri Anda sebagai lawan bicara, sehingga Anda bisa lebih memahami pandangannya itu. Dengan demikian pengertianpun bisa tercipta.


Bentuk pilihan yang lebih baik. Semakin Anda mengerti tentang keinginan seseorang semakin besar peluang yang Anda miliki untuk mempengaruhinya. Setelah Anda mengetahui tujuan, perhatian, keinginan, dan kepuasannya Anda bisa membuat pilihan-pilihan menuju keinginannya sekaligus keinginan Anda. Ide-ide yang menguntungkan kedua belah pihak bisa menggeser seseorang dari keputusan yang sulit digoyahkan.


Persiapkan diri. Sisihkan waktu untuk mempersiapkan diri sebelum bernegosiasi. Untuk meningkatkan kemampuan persuasi Anda dalam melakukan negosiasi, tak ada salahnya jika Anda melakukan latihan - latihan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Persiapkan juga keyakinan diri Anda. Percayalah bahwa Anda bisa melakukan negosiasi sehingga mampu meraih tujuan yang dinginkan.


Cari alternatif. Cara persuasif terbaik yang dapat Anda lakukan adalah dengan melontarkan ide-ide yang sesuai, beralasan dan berakomodir kepentingan kedua belah pihak. Ada kalanya negosiasi mengalami jalan buntu. Lawan bicara tak juga mau mengalah, sementara pihak Andapun tak mau mengikuti padangannya. Bila hal ini terjadi, ajukan jalan keluar yang adil untuk masing-masing pihak. Adil disini bisa saja Anda menyetujui poin yang diajukan pihak lawan yang masih bsia di tolerir oleh Anda. Jangan merasa kalah dengan menyetujui poin lawan. Yang penting adalah berkompromi demi tercapainya tujuan Anda.


nah, untuk Anda yang kerja sebagai humas atau sales, pahamilah kiat di atas, dan lihat hasilnya. (lisa/CN02


Strategi Mengasah Daya Ingat

Nah Anda nggak mau kan jadi pelupa? So, Anda yang mulai dihantui gejala-gejala pelupa, waspadalah. Segera lakukan strategi untuk mengasah daya ingat Anda. Berikut ini adalah enam strategi untuk mempertajam daya ingat Anda:

- Olahraga secara teratur
Para dokter dan pakar kesehatan mengatakan bahwa olahraga dapat melancarkan dan memperbaiki sirkulasi darah ke otak. Hal ini akan memberi pengaruh positif pada otak. Otak dapat bekerja lebih segar sehingga akan memudahkan Anda untuk mengingat segala sesuatu yang akan dan sudah Anda lakukan.

- Jangan terjebak oleh rutinitas
Carilah dan lakukan hal-hal baru. Rutinitas yang menjemukan membuat otak Anda jenuh. Sedangkan pengalaman dan hal-hal baru akan menyegarkan pikiran Anda. Dan Andapun terhindar dari penyakit lupa. Bahkan ahli medis mengklaim bahwa pengalaman baru dapat mencegah penyakit alzheimer's.

- Jangan panik
Saat Anda dilanda stres akibat pekerjaan yang menumpuk atau deadline yang mendesak atau dalam keadaan yang membingungkan, jangan panik. Atasi kepanikan Anda dengan bersikap tenang, hirup nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri "Don't worry be happy.." Sikap yang tenang mempengaruhi daya kerja otak Anda.

- Hiduplah secara teratur dan terencana
Kondisi ini akan membuat Anda mengingat sesuatu dengan mudah. Misalnya Anda terbiasa berangkat ke kantor jam 7 pagi, Anda selalu meletakkan kunci mobil di tempat yang sama setiap hari, dsb.

- Lakukan visualisasi
Lakukan visualisasi yang berhubungan dengan sesuatu yang Anda ingat. Misalnya ketika Anda mengingat seminar yang akan diselenggarakan besok, bayangkanlah suasana seminar dengan jumlah peserta sekian dan siapa saja pembicara yang hadir dalam seminar itu.

- Biasakan mencatat
Biasakan mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan janji. Tempelkan catatan tersebut di meja kerja Anda atau di cermin rumah Anda. Ini merupakan cara yang paling efektif agar Anda tidak lupa dengan semua janji yang telah Anda buat.

Satu hal lagi yang cukup penting agar daya ingat Anda senantiasa 'fresh' adalah berpikir positif. Jangan bebani pikiran Anda dengan hal-hal negatif tentang hidup ini dan orang lain. So Anda akan terhindar dari penyakit kelupaan dini!


Tips Hadapi Kondisi Tak Menentu

Makanya banyak para karyawan yang harap-harap cemas belakangan ini. Mereka berharap agar perusahaan mereka masih bisa bertahan agar mereka masih bisa bekerja. Tetapi di sisi lain mereka tak dapat mengelak jika suatu waktu tempat mereka mencari nafkah ambruk dan mereka harus kehilangan pekerjaan.

Tetapi nggak perlu cemas dan panik berlebihan jika saat ini perusahaan Anda tengah gonjang-ganjing dengan isu kebangkrutan. Cara-cara di bawah ini mungkin bisa membantu Anda menghadapi kondisi di perusahaan Anda:

Amati situasi kantor
Perhatikan hal-hal yang perlu dipikirkan di kantor dan hal-hal tidak membutuhkan perhatian segera. Jika di kantor ada perbedaan pendapat pertimbangkan baik-buruknya sebelum Anda terlibat. Jika sekiranya keterlibatan Anda berdampak positif, maka Anda boleh melibatkan diri Anda.

Sedikit bicara banyak bekerja
Dalam kondisi yang tidak menentu dan agak-agak panas di kantor, sedikit bicara banyak bekerja jauh lebih bijak daripada kebanyakan bicara tetapi sedikit bekerja. Jangan membuat suasana makin keruh dengan mengeluarkan pernyataan yang membingungkan. Dan jangan terkesan sok tau menghembuskan berita ini itu sebelum ada pernyataan resmi dari perusahaan.

Analisis permasalahan
Coba Anda analisa sendiri permasalahan yang tengah dihadapi oleh perusahaan Anda. Apakah masalah ini akan ‘pulih’ dalam beberapa waktu ke depan atau tidak. Jika Anda sulit menganalisa sendiri, coba carilah informasi dari orang manajemen kira-kira bagaimana masalah yang sesungguhnya. Paling tidak, Anda bisa lebih tenang setelah mendapat jawaban, meskipun jawaban itu tidak Anda harapkan.

Yakinlah dengan kekuatan Anda
Daripada stres memikirkan kemungkinan terburuk, coba deh yakinkan diri dengan kekuatan Anda. Hal ini bisa sedikit menghibur Anda di tengah situasi yang tidak menentu. Paling tidak, kalau tiba-tiba Anda di PHK atau perusahaan Anda ambruk, Anda masih punya kekuatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain.

Selanjutnya, Anda harus mampu mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinan. Himpunlah kekuatan diri Anda untuk menghadapi situasi apapun. Sehingga Anda nggak akan ‘terpuruk’ seandainya memang harus menghadapi kenyataan terburuk. Pede aja lagi, bahwa di tengah situasi sesulit apapun masih tersimpan setitik harapan, tentu saja asal Anda mau usaha!. Good luck..!


16.6.08

Hambatan Utama Produktivitas

Jika hanya ada satu atau dua orang yang kurang produktif mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika nyaris semuanya, tentu ada sesuatu yang tidak beres baik dari karyawan itu sendiri atau mungkin dari Anda sebagai pemimpin mereka

Pakar karir Dr. Donald E. Wetmore mengatakan ada lima hambatan utama bagi produktivitas, coba simak deh:

* Seleksi awal yang kurang baik
Seleksi merupakan tahap yang cukup menentukan untuk mendapatkan karyawan yang potensial. Maka perlu diberlakukan seleksi yang cukup ketat untuk mendapatkan kandidat yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Paling tidak, calon karyawan tersebut nantinya bisa mencapai target atau sasaran yang ditetapkan.

* Training yang kurang memadai
Pelatihan adalah investasi untuk memperkuat sekaligus meningkatkan ketrampilan dan sikap kerja karyawan. Perusahaan seringkali lupa dan terlena pada hasil yang diperoleh, padahal hasil yang diperoleh besok belum tentu sebagus kemarin. Akibatnya produktivitas karyawan pun semakin buruk. Lebih jauh, perusahaan bisa mengalami kerugian.

* Beban kerja yang berlebihan
Beban kerja yang tinggi tidak menjamin karyawan sukses mencapainya. Hendaknya beban kerja dibuat serasional mungkin. Ingat, orang yang rasional akan mencapai hasil yang rasional dalam waktu yang rasional pula. Beban kerja yang terlalu berat justru menyebabkan rendahnya produktivitas. Mungkin lebih produktif bila Anda meminta karyawan untuk mengerjakan lebih sedikit tugas namun lebih menghasilkan.

* Ketidaksesuaian antara tujuan perusahaan dan tujuan pribadi
Seperti halnya tiap individu, perusahaan pun memiliki tujuan. Semakin sesuai tujuan perusahaan dan tujuan pribadi maka semakin mudah pula karyawan dalam mencapai tujuan itu. Sebaliknya, ketidaksesuaian tujuan perusahaan dan pribadi menyebabkan konflik batin yang cukup berat. Jangankan mencapai produktivitas, berangkat kerja saja rasanya berat.

* Kelelahan mental
Banyak karyawan yang merasa lelah dengan rutinitas kerja sehari-hari. Belum lagi jika menghadapi rekan-rekan yang tidak kompak, bos yang arogan, atau gaji yang dirasa kurang. Hal ini seringkali menyebabkan karyawan mengalami kelelahan mental, karena mereka harus menahan konflik batin yang tidak ringan.

So, untuk mencapai produktivitas yang diinginkan, coba deh antisipasi kegagalan dan hambatan dengan memperbaiki hal-hal di atas. Demi kepuasan bersama, ada baiknya Anda buka jalur komunikasi terbuka pada mereka. Semoga sukses....!


Bila Sebuah Buku Demikian Bermutu….

Penulis: Anwar Holid


Tidak hanya lagu, buku pun kadang-kadang dirilis ulang. Tentu para penerbit tidak sekadar ingin bernostalgia atau merindukan kembali masa lalu. Sebab ada sesuatu yang berbeda ketika sebuah buku atau lagu diterbitkan ulang. Yang berbeda itu adalah ruh atau nuansanya. Ruh ketika sesuatu yang lama dimunculkan kembali ialah semacam pertaruhan apakah dia masih memiliki daya hidup atau tidak.


Kita ingin merasakan yang berbeda apabila mendapati hal lama yang pernah demikian mengisi ingatan kembali menyeruak mengisi kekinian. Kita berharap mendapatkan energi baru, penyegaran kembali, dan nuansa baru yang dahulu mungkin luput dari perhatian kita. Perhatikanlah misalnya lagu-lagu yang dirilis ulang itu. Selain menawarkan kenangan, kondisi, dan semangatnya memang berbeda. Sering itu dilakukan setelah mempertimbangan banyak hal.


Hal pertama yang mencolok tentu saja pembawanya (dalam hal ini: penerbit). Harus diakui, yang membawakan kembali lagu lama biasanya mereka yang sangat menyukai lagu itu. Jarang penyanyi asli membawakan kembali lagu itu, meskipun bukannya tidak pernah terjadi. Artinya, dia membawakan kembali sesuatu yang demikian berharga, hingga perlu dipelihara nilainya, dan dipertahankan keindahannya. Semacam penghormatan kepada orang yang menciptakannya. Dalam hal penerbitan, sama halnya. Kerap sebuah buku diterbitkan ulang oleh penerbit lain (biasanya lebih muda), karena mereka demikian terinspirasi oleh buku tersebut.


Yang kedua, penerbitan kembali buku lawas biasanya dipicu oleh kondisi tertentu bahwa buku tersebut relevan dengan keadaan kini, atau mampu menerangkan beberapa persoalan yang dianggap mencuat—buku tersebut memenuhi standar keingintahuan saat itu. Ini menyangkut pertimbangan seberapa penting nilai buku tersebut (di kalangan umum) apabila diterbitkan, akan memenuhi kebutuhan apa saja buku tersebut, dan sebagainya.


Yang ketiga, ialah seberapa besar pasar masa kini akan mampu menyerap buku-buku lawas yang dahulu pernah diterbitkan itu? Tentu saja pertimbangan ekonomi sangat penting dalam menerbitkan kembali sebuah buku, baik yang ketika pertama kali diterbitkan langsung menjadi besrt seller atau yang gagal di pasar. Untuk kasus kedua itu, biasanya penerbit biasanya membuat semacam perbaikan (revisi), apakah melalui penyuntingan kembali naskah dan isinya, memberikan kata pengantar dari narasumber yang layak (prominent) atau sekadar melalui penampilannya (minimal perubahan sampul).


Pertimbangan Lain
Bila sistem percetakan penerbit sudah bagus, mereka juga tidak segan-segan untuk menerapkan sistem print-on-demand di bagian penjualan atau produksinya, yakni kemampuan menyediakan buku-buku sesuai permintaan konsumen (pasar). Di Indonesia, teknologi ini tergolong sangat langka, bahkan mungkin belum mampu dilakukan, sebab masih banyak buku-buku lawas yang belum habis diserap pasar, dan masih berusaha ditawarkan dengan berbagai cara, termasuk dengan rabat setengah harga produksinya! Menurut prakiraan, sistem print-on-demand memungkinkan penerbit masih mampu mendapatkan untung meskipun buku tersebut hanya dipesan satu buah saja oleh pembeli.


Buku-buku yang kerap dilupakan orang kadang-kadang juga mendapat perhatian dari penerbit, hingga kemudian mereka memutuskan menerbitkannya kembali. Seri Penguin Classics atau Bantam Classics adalah contoh buku-buku lama yang diterbitkan karena judul itu sudah sukar ditemukan di pasar. Di Indonesia, penerbitan kembali buku Islam dan Keturunan Arab atau Partai Politik di Pentas Nasional oleh Mizan bisa dianggap sebagai respons positif atas buku klasik yang mulai sukar didapat di pasar—sebab penerbit pertamanya tidak menerbitkan kembali buku itu.


Meskipun pengorbanan harus diberikan dan risiko harus ditempuh oleh penerbit yang mau memunculkan kembali buku lama, kita tentu harus berterima kasih untuk beberapa hal. Pertama ialah penerbitan itu akan mengekalkan ingatan kita bahwa buku-buku itu telah membantu dengan cara yang sangat bermakna tentang cara memahami peradaban dan kebudayaan manusia.


Kedua, sumberdaya buku (naskah) itu kadang-kadang sangat sukar ditemukan. Anda tentu akan sangat bisa merasakan betapa bahagianya seandainya seluruh manuskrip buku Pramudya Ananta Toer, Gadis Pantai, yang lenyap oleh keberingasan rezim Orde Baru, bisa diterbitkan ulang—tidak hanya sebagiannya.


Dalam keadaan yang sangat terdesak, kita selalu baru akan bisa merasakan betapa berartinya sesuatu yang lenyap di dalam diri dan ingatan kita. Sering sebuah buku baru bisa diterbitkan kembali setelah naskah aslinya ditemukan di tumpukan buku-buku bekas yang nyaris hancur. Atau atas pertolongan pembaca yang dengan apik merawat buku tersebut. Bila itu yang terjadi, kita tidak saja berutang pada penulis, penerbit, atau penemu naskah itu. Kita agaknya harus pula berterima kasih kepada Alam yang menjaga manuskrip itu tetap utuh dan diselami makna-maknanya. Mungkin untuk mengabadikan nilai luhur itu pula, sebuah penerbit, Hikmah, berani kembali menerbitkan naskah-naskah lama seperti Surat-surat Al-Ghazali karya Abdul Qayyum.


Jadi sidang pembaca, buku lama belum tentu kehilangan nilainya. Sebab seperti kata pepatah: tidak ada buku lama, yang ada adalah buku yang belum kita baca

Financial Freedom Mindset, Bagaimana uang bekerja untuk Anda

By: Mufli, Gomilyuner.com Admin


Apa yang Anda inginkan dari uang Anda ? apakah untuk keperluan pendidikan Anak ? atau tempat tinggal yg lebih besar ? atau mobil baru ? atau untuk kebutuhan di hari tua nanti ?


Pastilah lebih baik mempunyai "cukup" uang, sehingga tak perlu khawatir tentang keuangan kita bukan ?. Namun defeinis dari "cukup" itu sangatlah subyektif dan rumit didefenisikan. "Cukup" bisa tak tergantung seberapa besar atau seberapa sedikit uang kita. Kita akan selalu cukup dengan menyesuaikan kebutuhan dengan uang kita, atau menyesuaikan uang dengan kebutuhan kita.


Banyak orang mengatakan uang tak akan mampu membuat mereka senang, ada yang khawatir justru banyak uang akan membuat terbebani, takut karenanya akan menjadi rakus, khawatir akan kehilangan, takut berpisah dengan uang mereka, dan sebagainya. Banyak juga yang khwatir kekurangan uang. Umumnya orang khawatir kekurangan ;-)


Financial freedom adalah tentang kemampuan kita mengatasi kekhawatiran tentang uang tersebut.


Kita tak akan pernah merasa BEBAS tentang keuangan: selama kita masih takut, baik banyak uang atau sedikit uang, selama kita dikuasai oleh uang, selama kita masih bekerja untuk uang, diperbudak uang, selama kita masih merasakan uang lebih berharga dari diri kita sendiri, selama kita terpaksa mencari uang, selama kita takut mengeluarkan uang, selama kita takut mendapat uang banyak. Kebebasan Financial tidak dapat dibeli, namun dapat kita rencanakan.


Kita akan mempunyai cukup uang, atau lebih dari cukup uang, atau banyak uang, ketika kita menyadari bahwa kita jauh lebih berharga dari uang itu sendiri, kita lebih berharga dari harta-harta kita sendiri - hingga kita tidak takut berpisah dengan mereka. Ketika kita berada di atas mereka, maka kita dapat merencanakannya, mengaturnya sehingga uang dan harta itu bekerja untuk kita, membuat kita lebih berdaya, lebih bermakna.


Ketakutan berpisah dengan uang untuk membuat suatu rencana:
- Sama dengan kegagalan berencana
- Sama dengan merencakan kegagalan


Uang kita akan dapat bekerja untuk kita, kita akan selalu mempunyai cukup atau lebih dari cukup uang, ketika kita memberinya ENERGY, waktu, dan keleluasaan untuknya berkembang.


Tentu saja banyak sekali caranya membuat uang bekerja untuk kita, bisa dalam bentuk investasi membuat toko, jual beli, simpan di bank dan berbunga, deposito, sewa menyewa kendaraan, dan lain sebagainya.


Uang itu seperti orang, ia akan bereaksi seperti kita diperlakukan. Jadi jangan acuhkan dia, jangan takut dengannya, jangan buang-buang dia, jangan sok punya uang, jangan juga pura-pura tak perlu uang. Ketika kita memperlakukannya dengan baik,maka ia akan bersahabat, berbunga, berbuah dan bekerja untuk kita.


Jadi financial mindset adalah tentang pikiran dan sikap kita tentang uang itu sendiri. Tentang bagaimana kita menyikapi uang.


Rekan, Bagaimana Financial Mindset Anda ?
Pastinya itu adalah sepenuhnya pilihan Anda yang sangat pribadi ;-)


SwissCash adalah salah satu cara membuat uang bekerja untuk Anda


Program investasi dan network bisnis yang ditawarkan oleh Swisscash ini, saya presentasikan untuk Anda di website support GoMilyuner.com.


Tentunya seperti kita (atau khususnya saya secara personal) saat menabung di bca yang sangat aman saja saya tetap hanya menggunakan uang lebih atau dana sisa, terlebih lagi untuk investasi online yang lebih beresiko, hanya dengan uang lebih yang saya punya.


Tentunya anda pun mempunyai rumus dan pertimbangan pribadi tentang uang, saya akan menghargai apapun prinsip anda tersebut.


Saya sendiri telah menikmati hasi investasi di swisscash, dimana saya memulainya sejak Desember 2005, plus beberapa komisi EXTRA dari sisi network marktingnya. Setidaknya saya bisa mendapatkan hampir 1/5 Milyar dalam waktu tak sampai 2 setahun. Untuk lengkapnya anda dapat menyimaknya di http://gomilyuner.com/?id=gratis


Rekan Toha Nasrudin, saya undang anda berkunjung ke sini: http://gomilyuner.com/?id=gratis


Tips:
Jika nanti anda telah menjadi member aktif GoMilyuner.com, tentu URL di atas dapat anda ganti dengan milik Anda, sehingga dari PlazaPulsa.com ini anda berpotensi menghasilkan uang dari banyak sumber sekaligus :)


Thank you rekan Toha Nasrudin


Salam sukses paling sukses untuk apapun bisnis anda hari ini.


Best regards
Mufli


Ingin Jadi Jutawan?

Acara di televisi yang menjanjikan hadiah jutaan, bahkan satu milyar rupiah, membuat orang mudah dibuai mimpi ingin menjadi jutawan dalam semalam. Memang bisa saja, tapi biasanya gelar jutawannya pun tak akan tahan lama. Jutawan yang sebenar-benarnya tak pernah mendapatkan harta jutaan dalam semalam. Mereka mendapatkannya dengan menabung dan belanja tidak berlebihan.

Itulah hasil survei di Amerika terhadap lebih dari 1000 orang jutawan yang tercatat di kantor perpajakan (IRS). Ada dua tipe jutawan, yang hidup sederhana tanpa hutang dan yang bermewah-mewah dengan hutang menumpuk.

Jutawan yang asetnya antara dua sampai lima juta dolar Amerika umumnya tinggal di rumah seharga US$355.000 atau sekitar Rp3 triliun dengan kurs Rp8.600 per dolar. Jutawan tanpa hutang membeli rumahnya secara kontan.

Saat booming internet beberapa waktu lalu, jutawan-jutawan baru bermunculan. Namun mereka juga menghilang dengan cepat, secepat kemunculannya. Kini tak banyak lagi yang berangan-angan menjadi jutawan instan dari internet.

Olahraga, terutama sepakbola dan basket juga menjadi ajang pencari gelar jutawan instan. Tentu hanya yang benar-benar berbakat saja yang bisa mencapai posisi puncak dan dihargai jutaan. Yang lain harus memanfaatkan ketrampilan lainnya untuk mendapatkan income tambahan.

Kebanyakan dari kita penasaran seperti apa sih kehidupan jutawan? Hasil survei Dr Thomas J Stanley yang dituangkan dalam The Millionaire Mind, terungkap bahwa para jutawan cenderung memulai bisnis dengan sasaran kecil tapi amat menguntungkan.

Mereka amat mencintai pekerjaannya dan termotivasi untuk mengembangkan bisnis, bukan menumpuk kekayaan. Umumnya gaya hidup mereka nyaman, tapi tidak berlebihan. Contohnya, kebanyakan dari mereka membeli sepatu sangat mahal tapi jika rusak, selama bisa diperbaiki mereka tidak beli yang baru.

Sebagian besar dari mereka beristrikan wanita yang kreatif dan produktif dalam mengelola keuangan keluarga. Yang pasti filosofi para jutawan tersebut adalah pengeluaran harus lebih kecil dari pendapatan.

Untuk masalah investasi, mereka mau berinvestasi di bursa hanya jika bisnis mereka telah matang dan stabil. Mereka bukanlah orang-orang yang spekulatif, jarang mengunjungi kasino dan hampir tidak pernah membeli lotere sepanjang hidupnya.

Hasil survei juga mengungkapkan bahwa para jutawan umumnya bukanlah murid yang menonjol di sekolah. Bahkan sebagian dipercaya oleh gurunya tak akan pernah sukses. Rendahnya prestasi akademik membuat mereka mencari kompensasi dengan menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan.

Mereka mempelajarinya dari aktivitas olahraga atau organisasi pelajar dan kemahasiswaan. Calon jutawan juga bisa dilihat dari karakternya. Umumnya cara berpikir mereka berbeda dengan kebanyakan dan mereka mempunyai rasa percaya diri yang kuat.

Famous Business Saying / Quotes

"A business that makes nothing but money is a poor kind of business"-Henry Ford

"I viewed it as a business, but I always viewed it as a game. An opportunity to show my skills, my basketball skills, amongst the best in the world"-Michael Jordan

"Fear will keep you alive in a war. Fear will keep you alive in business. There's nothing wrong with being afraid at all"-Norman Schwarzkopf

"Keep your thinking right And your business will be right"-Zig Ziglar

"In the past a leader was a boss. Today’s leaders must be partners with their people.. they no longer can lead solely based on positional power"-Ken Blanchard

"Home business simply give you control of your own time being your own boss doing things you like"-Unknown


Hilangnya Keberkahan Hidup

Oleh : Hilman Hakiem

Rasulullah Saw bersabda, "Jika umatku terlalu mengagung-agungkan dunia, maka akan diangkat dari umatku kehebatan Islam. Dan jika mereka meninggalkan amar makruf nahyi munkar, maka akan terhalang keberkahan wahyu." (HR. Abu Daud).
Kehidupan yang berkah adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan ketentuan Allah SWT.

Suatu kehidupan yang mampu memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat memecahkan setiap persoalan yang datang menimpa. Keberkahan hidup juga tecermin dari perilaku manusia yang hanya mau berusaha mencari rezeki yang halal yang akan berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dalam kenyataannya, keberkahan inilah yang justru sangat sulit diraih oleh rakyat dan bangsa ini.

Pada satu sisi bumi Indonesia adalah bumi yang sangat kaya raya, namun pada sisi lain rakyat berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, keterpurukan, dan kondisi lainnya yang memprihatinkan.

Paling tidak ada dua alasan utama yang menyebabkan keberkahan hidup itu hilang atau telah diangkat oleh Allah SWT, yaitu: pertama, jika umat Islam telah menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, tanpa mempedulikan apakah cara yang ditempuhnya benar ataukah salah dalam pandangan Islam.

Misalnya, banyak orang berlomba mencari jabatan tanpa mengindahkan apakah jalan yang ditempuhnya sesuai prosedur ataukah tidak. Ujung-ujungnya jabatan itu diraihnya dengan segala cara dan digunakan untuk memperkaya diri sendiri serta dipertahankan secara membabi buta.

Kedua, umat Islam telah meninggalkan kegiatan amar ma'ruf nahyi munkar. Betapa banyak orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi perilakunya menunjukkan hal yang sebaliknya. Ketika Alquran mewajibkan setiap wanita menutup aurat (baca: jilbab), misalnya, maka dia justru menjadi orang yang menentangnya karena dianggap sebagai budaya Arab semata dan tidak sesuai dengan kultur Indonesia.

Demikian pula ketika muncul seruan dari sejumlah ulama yang memfatwakan haramnya riba dan pornografi, banyak orang yang mengaku Muslim menentangnya dengan dalih kebebasan asasi. Perilaku inilah yang sebenarnya digambarkan Allah:

"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya.

Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah lupa kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik."
(QS At-Taubah: 67). Jika hal ini masih terus dan selalu terus terjadi, maka keberkahan hidup hanyalah akan menjadi sebuah impian. Semoga kita menyadari akan hal ini dan berusaha untuk selalu memperbaikinya.


Ini Dia Entrepreneur Abad 21

Tahun 1900 sampai 2000 bisa dikatakan sebagai abad entrepreneur. Soalnya, selama 100 tahun itu, pertumbuhan industri bisa dikatakan telah mencapai puncaknya. Meski tidak ada penemuan fenomenal, tetapi pengembangan yang terjadi sangat fenomenal, entrepreneur pun tumbuh sangat cepat.

Seperti pernah ditulis Wall Street Journal pada 29 November 29 1999, setidaknya ada 10 orang paling berpengaruh sebagai entrepreneur. Karena, karena mereka bisa menciptakan sejarah sebagai entrepreneur dengan memanfaatkan peluang bisnis dan berhasil mempengaruhi dunia.
Nah inilah mereka-mereka yang berhasil “mengubah dunia” dengan gagasan serta bisnis yang telah mengubah dunia itu:

1. L.L. Bean sebagai pioner pengiriman barang lewat pos.
2. Ray Kroc, penemu sistem franchise.
3. George Johnson sebagai pelaku bisnis berkulit hitam.
4. Jeff Bezos sebagai printis toko online.
5. Betty Friedan sebagai usahawan wanita.
6. Georges Doriot, kreator teknis modal ventura.
7. Bill Gates untuk membuat PC jadi gampang.
8. Henry Ford sebagai perintis transportasi darat dengan mobilnya.
9. Sam Walton untuk toko-toko murahnya.
10. Frederick Terman yang merintis pertumbuhan industri di Silicon Valley.

Di antara sepuluh orang ini, mana yang akan Anda pilih? Tentunya semua itu tergantung pada Anda sendiri. Karena masing-masing orang tadi memang punya kelebihan tersendiri, jadi silakan memilih.

Yang pasti, orang-orang yang ada dalam daftar tersebut sebelumnya memang tidak dikenal, sampai akhirnya menjadi sangat dikagumi setelah penemuan atau bisnis yang mereka lakukan benar-benar bisa mengubah dunia.

Bill Gates contohnya, dengan macam-macam sofware komputer, berhasil mengubah pandangan dunia terhadap komputer. Bagaimana tidak? Komputer yang dulunya menjadi benda “mewah” serta diperlukan kemampuan tersendiri untuk menguperasikannya, menjadi benda yang gampang dipakai serta tidak diperlukan “keahlian” rumit untuk mengoperasikannya.

Jadi, inilah yang diperlukan oleh entrepreneur memang pentingnya dia melihat peluang yang terbuka dan bisa dikembangkan. Bahkan sebuah pemikiran kecil, yang terkadang lewat dari pengamatan kita karena terlalu sederhana tersebut.


Kenali Karakter 'Si Sulit'

Tetapi, tak dapat dipungkiri, tidak semua rekan di kantor bersifat seperti yang Anda harapkan. Ada beberapa sifat dan karakter rekan yang termasuk sulit alias tidak menyenangkan. Sebelum Anda bingung menghadapinya, Anda harus mengetahui seperti apa tipe teman-teman di kantor yang tergolong sulit itu. Coba deh simak satu persatu tipe si sulit beserta cara menghadapinya:

* Tukang gosip
Tipe teman yang satu ini selalu want to know aja tentang masalah pribadi orang lain. Hingga sebagian besar waktunya di kantor habis untuk mencari tahu tentang orang lain di sekelilingnya. Biasanya dia juga suka menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Kepada teman yang satu ini jangan terlalu dekat tetapi juga jangan menjauhinya. Yang penting jangan libatkan diri Anda dalam spekulasi apapun dengannya dan jangan sekali-kali menanggapi gosip yang ia lontarkan.

* Si pemarah
Teman yang satu ini memang membuat Anda atau siapapun merasa nggak nyaman berada di dekatnya. Tersinggung sedikit dia langsung marah. Kalau bicara umumnya mereka juga 'keras'. Yang lebih membuat nggak nyaman, kalau lagi ‘bad mood’ bicaranya seperti membentak dengan ekspresi yang sama sekali tidak menyenangkan. Menghadapi rekan yang satu ini memang harus ekstra hati-hati. Hindari pembicaraan yang dapat membangkitkan amarahnya. Seandainya Anda ingin berargumentasi dengannya, Anda harus bisa menunjukkan bukti yang kuat.

* Si ambisius
Rekan yang ambisius biasanya selalu ingin menonjol di antara rekan-rekan yang lain. Ia juga bisa berbuat apa saja untuk mencapai ambisinya. Termasuk menjatuhkan rekan-rekan kerjanya sendiri. Ia selalu mencari kesempatan untuk maju meskipun dengan strategi yang merugikan orang lain. Kepada teman tipe satu ini Anda harus menunjukkan persaingan secara lebih positif dan sehat. Sehingga ia sadar bahwa untuk mencapai kemajuan tidak harus menghalalkan semua cara.

* Si culas
Hati-hati dengan rekan kerja yang culas. Biasanya ia selalu bersikap baik di depan teman-temannya. Tetapi di belakangnya ia bisa saja mengatur strategi untuk menjatuhkan Anda atau siapapun yang tidak disukainya. Tetapi biasanya orang-orang yang tidak disukainya adalah orang-orang yang lebih maju darinya. Membajak pekerjaan penting dan ide orang lain juga bukan hal yang asing baginya. Maka Anda harus selalu waspada dengan orang yang satu ini. Jika Anda memiliki ide briliant, jangan bicarakan padanya.

* Si perasa
Bicara dengan si perasa juga harus ekstra hati-hati. Salah ucap sedikit saja ia bisa tersinggung dan sedih berlarut-larut. Jika menerima kritik yang agak pedas, bisa-bisa ia berpikir untuk mengundurkan diri. Untuk itu, jika bicara dengannya usahakan dengan hati-hati dan lembut. Jika ingin mengkritiknya, lakukan empat mata. Dan untuk membangkitkan rasa 'pede'nya jangan ragu untuk memuji kelebihannya.

Bagaimana? Sudahkah Anda mengetahui karakter rekan-rekan kantor anda yang terkenal sulit? Dengan mengetahui karakter mereka masing-masing, paling tidak Anda memiliki kunci untuk menghadapi mereka satu persatu. Kepiawaian Anda berhadapan dengan semua teman bahkan dengan yang berkarakter sulit sekalipun adalah satu nilai plus untuk sukses di dunia kerja. Anda setuju..?


Perkembangan Moral

 , Oleh: Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.


  , Jakarta, 21 Juni 2002


 , Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan Kohlberg  pada tahun 1958, sekaligus menjadi disertasi doktornya dengan judul The Developmental of Model of Moral Think and Choice in the Years 10 to 16, seperti tertuang dalam buku Tahap-tahap Perkembangan Moral (1995), tahap-tahap perkembangan moral dapat dibagi sebagai  berikut:


 , 1. Tingkat Pra Konvensional


  , Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Akan tetapi hal ini semata ditafsirkan dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaran dan kebaikan). Tingkatan  ini dapat dibagi menjadi dua tahap:


 , Tahap 1 : Orientasi hukuman dan kepatuhan


Akibat-akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak hanya semata-mata menghindarkan hukuman dan tunduk kepada kekuasaan tanpa mempersoalkannya. Jika ia berbuat “baik’, hal itu karena anak menilai tindakannya sebagai hal yang bernilai dalam dirinya sendiri dan bukan karena rasa hormat terhadap tatanan moral yang melandasi dan yang didukung oleh hukuman dan otoritas


Tahap 2 : Orientasi Relativis-instrumental


Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. Hubungan antar manusia dipandang seperti hubungan di pasar (jual-beli). Terdapat elemen kewajaran tindakan yang bersifat resiprositas (timbal-balik) dan pembagian sama rata, tetapi ditafsirkan secara fisik dan pragmatis. Resiprositas ini merupakan tercermin dalam bentuk: “jika engkau menggaruk punggungku, nanti juga aku akan menggaruk punggungmu”. Jadi perbuatan baik tidaklah didasarkan karena loyalitas, terima kasih atau pun keadilan.


  , 2. Tingkat Konvensional


  , Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan juga loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan membenarkan seluruh tata-tertib atau norma-norma tersebut serta mengidentifikasikan diri dengan orang tua atau kelompok yang terlibat di dalamnya. Tingkatan ini memiliki dua tahap :


  , Tahap 3 : Orientasi kesepakatan antara pribadi atau orientasi “anak manis”


Perilaku yang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain serta yang disetujui oleh mereka. Pada tahap ini terdapat banyak konformitas terhadap gambaran stereotip mengenai apa itu perilaku mayoritas atau “alamiah”. Perilaku sering dinilai menurut niatnya, ungkapan “dia bermaksud baik” untuk pertama kalinya menjadi penting. Orang mendapatkan persetujuan dengan menjadi “baik”.


Tahap 4 : Orientasi hukuman dan ketertiban


Terdapat orientasi  terhadap otoritas, aturan yang tetap dan penjagaan tata tertib/norma-norma sosial. Perilaku yang baik adalah semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata tertib sosial yang ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya sendiri.


 , 3. Tingkat Pasca-Konvensional (Otonom / Berlandaskan Prinsip) 


  , Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut. Ada dua tahap pada tingkat ini:


  , Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial Legalitas


Pada umumnya tahap ini amat bernada semangat utilitarian. Perbuatan yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran individual umum yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh seluruh masyarakat. Terdapat kesadaran yang jelas mengenai relativitas nilai dan pendapat pribadi sesuai dengannya. Terlepas dari apa yang telah disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak adalah soal “nilai” dan “pendapat” pribadi. Hasilnya adalah penekanan pada sudut pandangan legal, tetapi dengan penekanan pada kemungkinan untuk mengubah hukum berdasarkan pertimbangan rasional mengenai manfaat sosial (jadi bukan membekukan hukum itu sesuai dengan tata tertib gaya seperti yang terjadi pada tahap 4). Di luar bidang hukum yang disepakati, maka berlaku persetujuan bebas atau pun kontrak. Inilah “ moralitas resmi” dari pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku di setiap negara.


Tahap 6 : Orientasi Prinsip Etika Universal


Hak ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu pada komprehensivitas logis, universalitas, konsistensi logis. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah emas imperatif kategoris) dan mereka tidak merupakan peraturan moral konkret seperti kesepuluh Perintah Allah. Pada hakikat inilah prinsip-prinsip universal keadilan, resiprositas dan persamaan hak asasi manusia serta rasa hormat terhadap manusia sebagai pribadi individual.


  , Berdasarkan penelitian empirisnya tersebut, secara kreatif Kohlberg menggabungkan berbagai gagasan dari Dewey dan Piaget, bahkan berhasil melampaui gagasan-gegasan mereka. Dengan kata lain ia berhasil mengkoreksi gagasan Piaget mengenai tahap perkembangan moral yang dianggap terlalu sederhana.Kohlberg secara tentatif menguraikan sendiri tahap-tahap 4, 5 dan 6 yang ditambahkan pada tiga tahap awal yang telah dikembangkan oleh Piaget. Dewey pernah membagi proses perkembangan moral atas tiga tahap : tahap pramoral, tahap konvensional dan tahap otonom. Selanjutnya Piaget berhasil melukiskan dan menggolongkan seluruh pemikiran moral anak seperti kerangka pemikiran Dewey, : (1) pada tahap pramoral anak belum menyadari keterikatannya pada aturan; (1) tahap konvensional dicirikan dengan ketaatan pada kekuasaan; (3) tahap otonom bersifat terikat pada aturan yang didasarkan pada resiprositas (hubungan timbal balik). Berkat pandangan Dewey dan Piaget maka Kohlberg berhasil memperlihatkan 6 tahap pertimbangan moral anak dan orang muda seperti yang tertera di atas.


Hubungan antara tahap-tahap tersebut bersifat hirarkis, yaitu tiap tahap berikutnya berlandaskan tahap-tahap sebelumnya, yang lebih terdiferensiasi lagi dan operasi-operasinya terintegrasi dalam struktur baru. Oleh karena itu, rangkaian tahap membentuk satu urutan dari struktur yang semakin dibeda-bedakan dan diintegrasikan untuk dapat memenuhi fungsi yang sama, yakni menciptakan pertimbangan moral menjadi semakin memadai terhadap dilema moral. Tahap-tahap yang lebih rendah dilampaui dan diintegrasikan kembali oleh tahap yang lebih tinggi. Reintegrasi ini berarti bahwa pribadi yang berada pada tahap moral yang lebih tinggi, mengerti pribadi pada tahap moral yang lebih rendah. 


Selanjutnya penelitian lintas budaya yang dilakukan  di Turki, Israel, Kanada, Inggris, Malaysia, Taiwan, dan Meksiko memberikan kesan kuat bahwa urutan tahap yang tetap dan tidak dapat dibalik itu juga bersifat universal, yakni berlaku untuk semua orang dalam periode historis atau kebudayaan apa pun.


Menurut Kohlberg penelitian empirisnya memperlihatkan bahwa tidak setiap individu akan mencapai tahap tertinggi, melainkan hanya minoritas saja, yaitu hanya 5 sampai 10 persen dari seluruh penduduk, bahkan angka inipun masih diragukan kemudian. Diakuinya pula bahwa untuk sementara waktu orang dapat jatuh kembali pada tahap moral yang lebih rendah, yang disebut sebagai “regresi fungsional”. Nah, dimana tingkatan moral anda? (jp)

Menggali Kearifan Menghalau Kerakusan

Haedar Nashir


Ambon aman dan kondusif. Warga di seribu pulau itu kini mulai menapaki hari esok yang lebih damai. Banyak hikmah yang diambil dari pengalaman pahit lima tahun konflik penuh pertaruhan. Cukuplah sekali itu, lalu generasi baru meretas hidup rukun untuk kelangsungan masa depan. Kini, tinggal membuang puing-puing lama yang berserakan. Semoga tak ada lagi rintangan dan pemicu yang menyulut bara. Warga Maluku tak akan terpengaruh.

Demikian rekaman penulis dari saudara-saudara kita di Ambon, ketika dua hari yang lalu mengunjungi ibu kota Maluku itu. Mungkin terlalu menyederhanakan kesimpulan, dan hanya selintas. Tetapi itulah getaran yang kini tumbuh di kepulauan yang dikenal indah itu. Orang boleh berdebat soal detail kondisi Maluku saat ini. Siapa pun berhak untuk harap-harap cemas sekaligus optimis akan masa depan kehidupan di pulau berbukit-bukit dan berteluk indah itu.

Para ahli boleh berdiskusi panjang soal sebab-musabab konflik yang tragis di provinsi bergugusan pulau itu. Berbagai solusi juga bisa ditawarkan untuk meretas nasib masyarakat Ambon dan kepulauan Maluku yang lebih baik. Namun, ketika masyarakat setempat memiliki semangat dan harapan untuk keluar dari kemelut dan meretas hidup baru yang lebih damai dan berkemajuan, maka tak akan pernah ada kekuatan apa pun yang membendungnya. Itulah yang bernama kearifan lokal atau kearifan budaya.

Kearifan budaya adalah energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup di atas nilai-nilai yang membawa kelangsungan hidup yang berkeadaban. Hidup damai. Hidup rukun. Hidup bermoral. Hidup saling asih, asah, dan asuh. Hidup dalam keragaman. Hidup penuh maaf dan pengertian. Hidup toleran dan jembar hati. Hidup harmoni dengan lingkungan. Hidup dengan orientasi nilai-nilai yang membawa pada pencerahan. Hidup untuk menyelesaikan persoalan-persoalan berdasarkan mozaik nalar kolektif sendiri. Kearifan seperti itu tumbuh dari dalam lubuk hati masyarakat sendiri. Itulah bagian terdalam dari kearifan kultur lokal.

Kita dapat belajar dari Ambon. Dari Sampit, Poso, Aceh, Papua, dan daerah-daerah yang terkena musibah konflik di negeri ini. Bahwa di luar pendekatan-pendekatan yang bercorak strukturalis, sesungguhnya kita dapat menggali mozaik kehidupan masyarakat setempat yang bernama kearifan kolektif atau kearifan budaya. Di setiap masyarakat mana pun kearifan semacam itu tertanam dalam di relung sistem pengetahuan kolektif mereka yang dialami bersama. Itulah yang sering disebut sebagai local-wisdom. Para ahli juga sering menamakan local-knowledge, pengetahuan setempat yang berkearifan. Pela-gandong di Maluku misalnya, merupakan contoh dari kearifan budaya lokal itu.

Boleh jadi kearifan lokal di banyak penjuru negeri ini telah lama tercerabut oleh dahsyatnya hegemoni budaya seragamisme yang ditanamkan oleh rezim Orde Baru, yang mematikan keragaman. Oleh budaya birokratisme, yang menancapkan dominasi kaum birokrat untuk meruntuhkan otoritas karisma tokoh setempat. Oleh budaya militerisasi yang serba monolit, yang melumpuhkan ruang-ruang kreasi kewargaan. Oleh kebiasaan rezim untuk memaksakan penyelesaian masalah dari atas secara paksa, yang melindas kemampuan-kemampuan kolektif warga secara mandiri.

Oleh politik adu-domba untuk meraih wibawa kuasa, yang mengorbankan solidaritas anak-anak bangsa. Oleh pragmatisme kekuasaan, yang selalu mengambil jalan menerabas dalam menyelesaikan masalah, seraya melupakan proses sosial yang lebih awet meskipun lambat. Oleh ekonomisasi yang mendewakan materi, sambil membunuh nilai-nilai luhur yang selama ini mekar dalam nurani masyarakat.

Kini, bangsa ini perlu belajar untuk menggali kearifan yang boleh jadi juga telah lama hilang dari negeri ini. Ketika bangsa ini tetap terseok-seok dalam gelombang krisis multi wajah, padahal telah tiga kali ganti rezim pemerintahan di era reformasi, maka perlu sekali mencoba menggali mozaik kearifan. Seluruh anak-bangsa berkewajiban untuk membangkitkan energi baru kearifan, ketika tanda-tanda kerakusan mulai tampak merasuk ke banyak ruang publik. Kerakusan akan materi dan jabatan kekuasaan merupakan fenomena yang paling menonjol di negeri ini, yang diperagakan terutama oleh para elite di banyak lingkungan, yang pelan tapi pasti atau bahkan secara drastis telah mematikan energi kearifan.

Menjelang 2004 bahkan muncul gejala kerakusan baru. Yakni pada ingin jadi presiden. Tak di dalam partai, yang memang demikian adanya, bahkan dari luar gelanggang partai pun bertumbuhan tokoh-tokoh yang siap jadi presiden. Kalau tidak terang-terangan tampil di ruang publik, diam-diam bersafari ke sana ke mari untuk membuka pasar-politik. Rupanya politisi kini bukan hanya di dalam partai, di luar pun berseliweran politisi non-partai. Mereka sama-sama siap menjadi presiden atau menjadikan seseorang menjadi presiden.

Padahal persoalan menjadi presiden bukan sekadar siap atau tidak siap, tetapi yang paling bermakna adalah soal amanat dan kemampuan. Amanat akan membuat sang presiden dapat merawat seluruh beban yang diberikan rakyat kepadanya secara jujur dan bertanggungjawab. Sedangkan kemampuan akan membuat dirinya mampu mengemban amanat itu sebagaimana mestinya. Amanat saja tidak cukup, sebagaimana kemampuan saja tidaklah memadai, kedua-duanya harus berpadu dalam diri pemimpin bangsa. Hal yang paling merepotkan sekaligus membahayakan ketika dua-duanya tak dimiliki, tiada amanat, tiada pula kemampuan.

Ketika amanat sirna dari nurani pemimpin, maka dia akan membiarkan penyelewengan menjalar ke segenap relung pemerintahan dan ruang publik, bahkan besar kemungkinan dirinya pun terlibat dalam penyelewengan itu. Korupsi, kolusi, nepotisme, jual beli hukum, pengurasan harta negara, penjualan aset-aset negeri, eksploitasi sumberdaya alam, menelantarkan nasib rakyat, kemewahan, dan seribu satu perusakan dan penyimpangan akan dibiarkan mekar bahkan semakin dimekarkan. Bahkan kursi kekuasaan pun akan terus dipertahankan dengan sejuta cara yang haram dan subhat sekalipun. Sudah merasa tak amanat, masih juga ingin berkuasa dan meraih kuasa baru.

Ketika kerakusan kuasa dan materi begitu dominan, maka soal amanat dan kemampuan menjadi hal kecil dalam ruang kepala dan batin para elite di negeri ini. Apalah amanat dan kemampuan, yang penting dapat meraih kuasa, yang penting dapat meraup materi. Itulah watak kerakusan, yang tak membiarkan suara nurani mekar, karena dikalahkan oleh luapan nafsu duniawi. Nafsu kuasa dan harta. Kedudukan sekadar jadi batu loncatan dari ambisi-ambisi bawah sadar dirinya yang tumpah ruah ke segala arah. Sehingga jadilah para elite berebut harta dan kuasa, harta untuk meraih kuasa dan kuasa untuk menambah harta dan akumulasi kuasa berikutnya.

Jika kaum elite di negeri ini mengerti derita anak-anak bangsa di Aceh, Ambon, Poso, Papua, dan di seluruh wilayah Nusantara yang didera krisis berkepanjangan, boleh jadi semakin sedikit yang bersiap diri menjadi presiden dan jabatan-jabatan publik di pemerintahan. Mereka tentu miris, cemas, dan hilang nyali untuk menjadi pemimpin negeri. Betapa berat amanat dan kemampuan yang harus dikerahkan. Betapa banyak hal yang harus dipertaruhkan, sampai nyawa pun dapat menjadi barang tebusan. Bukan malah bernafsu dan berpesta pora untuk dapat meraih kedudukan yang penuh pertaruhan itu.

Kita berharap, semoga kearifan masih tersisa dalam relung hati dan pikiran para elite bangsa di negeri ini, agar nafsu kerakusan tak merajalela. Jika masih pada berkeinginan untuk menjadi presiden dan meraih jabatan-jabatan publik, bertanyalah pada nurani sendiri dan nurani rakyat. Untuk dan atas nama apa kekuasaan itu ingin diraih? Bagaimana dan kenapa harus diraih? Mau berbuat apa setelah meraihnya? Bagaimana kalau tak mampu memikulnya setelah kuasa itu diraih? Mengapa begitu menyala-nyala semangat untuk meraih kuasa? Akankah membawa maslahat atau sebaliknya mafsadat untuk bangsa? Dan berbagai pertanyaan yang memerlukan kejernihan hati dan pikiran untuk mencandranya. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang bernuansa kearifan, yang perlu dicandra oleh siapapun yang menjadi dan ingin menjadi pemimpin bangsa.
Semoga para elite di negeri ini mau berlomba-lomba meraih kearifan, lebih dari sekadar nafsu meraih kuasa. Sumber kearifan itu bertebaran di mana-mana. Raihlah ilmu dan hikmah, demikian titah Allah dalam banyak ayat Alquran, agar manusia meraih kearifan hidup. Sayangnya, kearifan sering menjadi barang yang mudah hilang, ketika kerakusan merajalela dan serba dipuja!


Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja 

 , Oleh: Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.


  , Jakarta, 25 Juni 2002


 , Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan perkembangan selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga disebut berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian dalam konteks individu tentu memiliki aspek yang lebih luas dari sekedar aspek fisik.


  , Selama masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian ini sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis sang remaja di masa mendatang. Ditengah berbagai gejolak perubahan yang terjadi di masa kini, betapa banyak remaja yang mengalami kekecewaan dan rasa frustrasi mendalam terhadap orangtua karena tidak kunjung mendapatkan apa yang dinamakan kemandirian. Ruang konseling di website ini banyak dipenuhi oleh kebingungan-kebingungan dan keluh kesah yang dialami remaja karena banyak sekali aspek kehidupan mereka yang masih diatur oleh orangtua, meski banyak diantara mereka yang sudah berusia lebih dari 17 tahun. Salah satu contohnya adalah dalam hal pemilihan jurusan/fakultas ketika masuk sekolah/Perguruan Tinggi. Dalam hal ini masih banyak ditemui orangtua yang sangat ngotot untuk memasukkan putra/putrinya ke jurusan yang mereka kehendaki meskipun anaknya sama sekali tidak berminat untuk masuk ke jurusan tersebut. Akibatnya remaja tersebut tidak memiliki motivasi belajar, berkehilangan gairah untuk sekolah dan tidak jarang justru berakhir dengan Drop Out dari sekolah tersebut.


  , Mencermati kenyataan tersebut, peran orangtua sangatlah besar dalam proses pembentukan kemandirian seorang.  Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan  demikian anak akan dapat mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri. 


  , Kemandirian


  , Kemandirian, menurut Sutari Imam Barnadib (1982), meliputi "perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain”. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (1987) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: 


·           , Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,


·         Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,


·         Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, 


·         Bertanggungjawab tetrhadap apa yang dilakukannya


  , Robert Havighurst (1972) menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:


·           , Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.


·         Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.


·         Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.



  • Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.


  , Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap.


  , Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak sebagai ”penguat” untuk setiap perilaku yang telah dilakukannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Reber (1985) bahwa : “ kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain”. Dengan otonomi tersebut seorang remaja diharapkan akan lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.


  , Proses Perkembangan Kemandirian


  , Kemandirian, seperti halnya kondisi psikologis yang lain, dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.


  , Mengingat kemandirian akan banyak memberikan dampak yang positif bagi perkembangan individu, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. Seperti telah diakui segala sesuatu yang dapat diusahakan sejakdini akan dapat dihayati dan akan semakin berkembang menuju kesempurnaan. Latihan kemandirian yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan usia anak. Contoh: Untuk anak-anak usia 3 - 4 tahun, latihan kemandirian dapat berupa membiarkan anak memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, membereskan mainan setiap kali selesai bermain, dll. Sementara untuk anak remaja berikan kebebasan misalnya dalam memilih jurusan atau bidang studi yang diminatinya, atau memberikan kesempatan pada remaja untuk memutuskan sendiri jam berapa ia harus sudah pulang ke rumah jika remaja tersebut keluar malam bersama temannya (tentu saja orangtua perlu mendengarkan argumentasi yang disampaikan sang remaja tersebut sehubungan dengan keputusannya). Dengan memberikan latihan-latihan tersebut (tentu saja harus ada unsur pengawasan dari orangtua untuk memastikan bahwa latihan tersebut benar-benar efektif), diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambah pula kemampuan anak untuk berfikir  secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil keputusan sendiri, tumbuh rasa percaya diri, tidak tergantung kepada orang lain dan dengan demikian kemandirian akan berkembang dengan baik.


  , Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja


  , Memperoleh kebebasan (mandiri) merupakan suatu tugas bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat para  ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat  keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".


  , Dalam pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini dikemukan Erikson(dalam Hurlock,1992) yang menamakan proses tersebut sebagai “proses mencari identitas ego”, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan, disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri.


  , Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (1991) mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja  belajar berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat juga menolak) pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan angota keluarganya. Ini dilakukan  remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya. 


  , Dalam mencapai keinginannya untuk mandiri sering kali remaja mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain. Dalam contoh yang disebutkan diatas, remaja mengalami dilema yang sangat  besar antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak orangtua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) remaja akan terjamin karena orangtua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orangtua bisa jadi orangtuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustrasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orangtuanya atau orang lain di sekitarnya.Frustrasi dan kemarahan tersebut seringkali diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak simpatik terhadap orangtua maupun orang lain dan dapat membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan remaja tersebut karena akan menghambat tercapainya kedewasaan dan kematangan kehidupan psikologisnya. Oleh karena itu, pemahaman orangtua terhadap kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya mendapatkan titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja.


  , Bagaimana Orangtua Menyikapi


  , Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Di dalam keluarga, orangtualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Mengingat masa anak-anak dan remaja merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan kemandirian, maka pemahaman dan kesempatan yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya dalam meningkatkan kemandirian amatlah krusial. Meski dunia pendidikan (sekolah) juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri, keluarga tetap merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri. 


  , Bagaimana orangtua harus bertindak dalam menyikapi tuntutan kemandirian seorang remaja, berikut ini terdapat beberapa saran yang layak Bapak/Ibu pertimbangkan: 


1.        , Komunikasi. Berkomunikasi dengan anak merupakan suatu cara yang paling efektif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentu saja komunikasi disii harus bersifat dua arah, artinya kedua belah pihak harus mau saling mendengarkan pandangan satu dengan yang lain. Dengan melakukan komunikasi orangtua dapat mengetahui pandangan-pandangan dan kerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya anak-anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Kebingungan seperti yang disebutkan diatas mungkin tidak perlu terjadi jika ada komunikasi antara remaja dengan orangtuanya. Komunikasi disini tidak berarti harus dilakukan secara formal, tetapi bisa saja dilakukan sambil makan bersama atau selagi berlibur sekeluarga.


2.      Kesempatan. Orangtua sebaiknya memberikan kesempatan kepada anak remajanya untuk membuktikan atau melaksanakan keputusan yang telah diambilnya. Biarkan remaja tersebut mengusahakan sendiri apa yang diperlukannya dan biarkan juga ia mengatasi sendiri berbagai masalah yang muncul. Dalam hal ini orangtua hanya bertindak sebagai pengamat dan hanya boleh melakukan intervensi jika tindakan sang remaja dianggap dapat membahayakan dirinya dan orang lain.


3.      Tanggungjawab.Bertanggungjawab terhadap segala tindakan yang diperbuat merupakan kunci untuk menuju kemandirian. Dengan berani bertanggungjawab (betapapun sakitnya) remaja akan belajar untuk tidak mengulangi hal-hal yang memberikan dampak-dampak negatif (tidak menyenangkan) bagi dirinya. Dalam banyak kasus masih banyak orangtua yang tidak menyadari hal ini. Sebagai contoh: dalam kasus remaja yang ditahan oleh pihak berwajib karena terlibat tawuran, tidak jarang dijumpai justru orangtua lah yang berjuang keras dengan segala cara untuk membebaskan anaknya dari tahanan, sehingga anak tidak pernah memproleh kesempatan untuk bertanggungjawab atas perilaku yang diperbuatnya (bahkan tidak sempat melewati pemeriksaan intensif pihak berwajib). Pada kondisi demikian maka remaja tentu saja tidak takut untuk berbuat salah, sebab ia tahu orangtuanya pasti akan menebus kesalahannya. Kalau begini terus, kapan dong anak bisa bertanggungjawab atas segala perbuatannya dan mampu mandiri? 


4.      Konsistensi. Konsistensi orangtua dalam menerapkan disiplin dan menanamkan nilai-nilai kepada remaja dan sejak masa kanak-kanak di dalam keluarga akan menjadi panutan bagi remaja untuk dapat mengembangkan kemandirian dan berpikir secara dewasa. Orangtua yang konsisten akan memudahkan remaja dalam membuat rencana hidupnya sendiri dan dapat memilih berbagai alternatif karena segala sesuatu sudah dapat diramalkan olehnya.


  , Mungkin masih terdapat banyak cara lain yang patut dipertimbangkan dalam meningkatkan kemandirian sang remaja agar menjadi pribadi yang utuh dan dewasa. Satu hal yang perlu kita ingat adalah: "Jika kita dapat mengasuh dan membimbing anak untuk bisa mandiri melalui keluarga, mengapa kita tidak melakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya mulai dari sekarang". Negara ini sudah penuh dengan berbagai ketergantungan pada pihak lain, maka jangan lagi kita membangun generasi baru yang juga penuh dengan ketergantungan dan menjadi beban keluarga. Semoga. (jp)

Tips Bicara Bijak